WELCOME TO MY BLOG....!!! ASSALAMUALAIKUM..

Selasa, 11 Maret 2008

GenK GeLo

Genk gelo, adalah nama dari sekelompok temen2 gw yang cukup deket and punya kekocakan sendiri2. lebih tepat na ke gilaan yang agak sedikit gak wajar, meskipun guru2 gak percaya ini bisa terjadi di kelas gue.




Hal yang kea gitu, <> emang gak aneh, apalagi udah tingkatna anak2 SMA, tapi ini terjadi dikelas yang seharus na anak2 na pengang buku kemana-mana and pake kacamata tebel. Sekolah gue punya progam kelas berstandar internasional. Gw adalah kelas angkatan ke tiga sebagai kelas uji coba sebagai kelas internasional sebelum sekolah gue bener2 jadi sekolah berstandar internasional. Dari satu angkatan Cuma ada kuota buat 1 kelas . . Sehabis MOS taun lalu, ada ujian masuk kelas SI <> .gw bisa lo2s masuk kelas itu, padahal b.inggris gw pas2an. Gw udah ga2l masuk kelas SI sebenernya , tapi, karena ada yang mundur 1 orang, gw masuk karena gw urutan pertama diantara yang ga2l. <>
Kelas yang namanya SI dituntut buat banyak cetak prestasi buat sekolah, <> , stress banget kalo bnyak guru ngeluh kok kelas SI kea gini, <> pasalnya, kelas2 SI sebelumna <> semua normal berjalan seperti yang diharapkan. Ada apa dengan angkatan gw…?

Jawaban na, kelas gue ada :
o Umam, juara olimpiade mtk waktu SMP na itu, punya otak sedikit miring, jadi kerjanya nyeletuk guru lagi ngomong, ketawa keras2, and gak kira2 kalo udah ngatain guru2 aneh <>

o Ocim/mang o’im dengan nama asli nur rahim, anak alim, tapi karena duduk dengan si Umam<> jadi ikut terpeleset dalam jurang ketidak warasan.

o Dodi si raja dangdut kelas, yang senantiasa berada di samping Umam sang pencetus kegilaan/ ketidak stabilan kelas.

o Rizki yang suara na gak jauh beda ma ochim. Ga jelas kalo lagi nyanyi nada na kemana. Bedanya, ochim fales, kalo dy sumbang. Itu aja.

o Gw ngikut setelah agak lama, coz gw belum begitu akrab ma mereka, gak tw karena mungkin gw paling ganteng, gw rasa gw yang paling jayus.

Kita belima terletak di pojok kelas, saat sang wali kelas kita memberi keputusan agar duduk berotasi, gelo cikal bakal itu, bersatu dengan cowok seberang barisan dan tergabunglah dua anggota baru yang gelo juga ternyata.

o Rangga and Agil, dua orang yang satu desa, sering disebut “ sedulur “ , padahal gak mirip, hobi mereka yang anak band, jadi asik kalo anak2 gelo nyanyi2 kalo lagi gak ada guru pake gitar.

Awal masuk, wali kelas udah nganjem gw ma gelo laen buat dikeluarin dari kelas yang indah ini, ber AC, TV, Lemari, Komputer, wah…pokokna lebih betah di kelas deh dari pada di wc umum terminal…!! Ditambah guru2 lain yang tersinggung dengan celetukan2 kami.
Yang lainnya normal. Termasuk anak2 laki yang selain kami ber 7, semua anak perempuan nyaris bener semua and memang pantas jadi kelas SI, kita ber 7 sempat jadi musuh 1 kelas karena keributan2 yang kami buat.

Lama kelamaan , mereka gak BT dengan ulah2 kami, mereka sedikit2 udah ketawa2 kalo kami lagi guyon. Hanya satu yang sulit untuk tertawa, Irwanto, sang “sarjana “ itu <> sangat bersifat ke bapak an . di dukung dengan mukanya yang tua abis…<> dan akhirna, kami semua memanggilnya “bapak”. Dia lama kelamaan menjadi terbiasa dengan sebutan itu, setiap kali kami panggil “ bapak…!! “ , dy menoleh, “ bapak…! “ dy menoleh, “bapak…! “ dy melempar pulpen, buku, tas nya, kecuali dompetnya.
Kelas yang sepi itu, kini menjadi sangat berbeda. Semua anak di kelas gw menjadi ceria. Yuph, semua suka bercanda. Gw seneng banged. jauh banget kea waktu qt semua digabung. Guru2 lain pun sedikit demi sedikit memahami karakter kami. SI kali ini, SI yang ceria, bebas, dan tidak mebosankan seperti kakak kita yang selalu hening bila belajar. Ehm…kesalahan itulah yang membuat 2 angkatan pertama jauh dengan kelas lain. kelas regular. Menjadi ada jembatan antara kelas SI dan regular. Tradisi ini menurun hingga angkatan kami. Kami sedikit di kucilkan.

Ngomong soal gelo, kami punya logo!!





Kini, semua kelas adalah gelo. Nama gelo sendiri, kami ambil dari celotehan anak2 cwe yang sebel sama tingkah kami, “ dasar GELO…!! “ . Kami satu keluarga. Dengan sadar masih banyak kekurangan dalam diri kita. Meskipun kita berada dibawah label SI, kami masih jauh butuh pelajaran dan pengalaman, seperti anak2 reguler lainya. Kami tidak menganggap diri kami terbaik dan pilihan, buktinya aja, setiap porak kami kalah, kecuali tarik tambang cewek, karena kami punya beberapa algojo wanita yang gede2. gw sendiri sama pendiri2 gelo lainnya, menganggap SI bukan “standar internasional” tapi, “standar idiot” khusus buat orang2 yang merasa setuju.



Tidak ada komentar: